Menurut penuturan mas Rony, begitu nama akrab Ketua Ranting Banjarsari Rony Febrianto Putra dalam kesehariannya, “Dalam membentuk atlit dapat dimulai dari siswa pra remaja mulai dari usia 12 tahun dengan beberapa metode pembelajaran, seperti dengan metode pendekatan secara personal maupun kelompok dan dibuat latihan itu seakan-akan berlatih dan juga bermain, karena di usia mereka adalah masa peralihan anak-anak ke masa remaja jadi masih suka bermain dan bercanda tapi masih bisa di ajak bicara serius. Pelatih tidak bisa memaksakan kehendak agar anak mau menjadi seperti yang kita inginkan akan tetapi kita ( Pelatih ) lah yang berusaha mengikuti siswa , dengan begitu kita sebagai pelatih dapat memahami karakter masing-masing anak siswa didik kita.
Dengan memahami karakter siswa didik kita , maka pelatih dapat menjalin komunikasi yang baik dalam memberikan ajaran-ajaran Setia Hati Terate dan mengajarkan tehnik-tehnik dasar untuk bisa berprestasi. Boleh lah pelatih sesekali mengobrol dengan siswa tentang latihan dan juga keadaan saat di sekolah, akan tetapi tetap harus ada jarak antara Warga dan Siswa untuk menjaga wibawa Warga”.
Seorang calon atlit dapat disaring dengan melihat dari postur tubuh, bakat, dan tingkat kemauan dalam latihan. Awalnya diadakan tes awal atau pre-test, setelah itu didapat hasilnya dan bisa dikelompokkan menurut kemampuan anak, missal si anak masuk kategori Seni atau Laga. Pada kategori Laga juga dibagi 2 (dua), yaitu atlit dengan tipikal Hunter atau tipikal Sniper. Kalau tipikal Hunter biasanya kondisi fisiknya kuat dan ganas, bedanya dengan tipikal Sniper adalah lebih sabar dan akurat serangannya.
Tugas seorang pelatih tidak hanya melatih fisik dan mental atlit akan tetapi perlu melatih sifat dan sikap seorang atlit agar tidak bersikap sombong, angkuh dan senang ngasorake. “Kalau ada atlit yang memiliki sikap sombong akan saya peringatkan tapi kalau tetap sombong dan ngasorake , maka akan saya coret dari tim, karena Setia Hati Terate selalu mengedepankan pendekar yang berbudi luhur , tahu akan benar dan salah” Pesan dari mas Rony.
Wujud apresiasi bagi atlit-atlit kita selama ini adalah mendapatkan reward berupa peralatan latihan atau baju seragam untuk latihan dan jika bertanding mewakili nama Sekolahnya masing-masing biasanya mendapatkan alat tulis dan penghargaan lain tergantung kebijakan sekolah masin-masing. Saat ini dari Kepengurusan Cabang Solo sedang berupaya mencarikan semacam reward bagi adik-adik atlit yang berprestasi .
Related Posts